Praktik Budaya dalam Kehamilan, Persalinan dan Nifas pada Suku Dayak Sanggau, Tahun 2006

Edy Suprabowo

Abstract


Menurut WHO, kematian ibu masih menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di berbagai negara di dunia dengan angka kematian rata-rata 400 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Kalimantan Barat adalah 442 / 100. 000 kelahiran hidup berada di atas angka rata-rata dunia tersebut. Tujuan umum penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisa praktek budaya masyarakat Suku Dayak Sanggau yang berpengaruh terhadap kehamilan, kelahiran, dan nifas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, pengambilan data dilakukan dengan metoda wawancara mendalam, diskusi kelompok ter-arah, dan observasi. Analisis yang digunakan adalah analisi tema. Penelitian diadakan di wilayah kerja Puskesmas Sanggau pada bulan Mei 2006. dengan informan ibu hamil, ibu nifas, bidan kampung dan ketua adat, dan ibu usia subur. Penelitian menemukan adanya bentuk praktek budaya yang memba-hayakan dan mendukung terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas pada masyarakat Suku Dayak Sanggau. Praktek budaya yang membahayakan pada kehamilan : anjuran bekerja keras, mengurangi tidur, mengangkat peranakan. Pada persalinan : pemeriksaan dalam, tempat persalinan di dapur, nyurung, mencari badi melalui balian, pemotongan dan perawatan tali pusat, mengeluarkan tembuni dengan tangan, memandikan bayi dengan air sungai, memberi minum air jahe ditambah tuak. Pada masa nifas: pantang makan, nyandar, dan hubungan seksual pada masa nifas. Praktek yang mendukung adalah pen-dampingan suami saat istri melahirkan, pelayanan bidan kampung yang komperhensif.Kata kunci : Praktek tradisional kehamilan, persalinan , delivery, nifasAbstractAccording to WHO data, maternal mortality is still the main public health problem in many developing countries with mortality rate of 400 per 100.000 live birth. Maternal mortality rate in West Kalimantan Province is 442 per 100 000 live birth, higher than average mortality rate in developing countries. The objective of this study is to identify and analyse cultural practices among Dayak Sanggau tribe relating to pregnancy, birth, and postpartum periods. This study is a qualitative study employing in-depth interview, focus group discussion and observation methods. Analysis method employed in this study is the-matic analysis. Study was conducted in Sanggau Community Health Center work area in May 2006 with pregnant mothers, postpartum mothers, village midwife, head of cultural committee, and women at reproductive age. The study found that there were cultural practices which can either harm or support healthy and safe pregnancy, delivery, and postpartum periods among the researched community. Harmful cultural practices during pregnancy period include messages related to hard working, less sleeping time, and inappropriate uterus massage; during delivery: non sterile intravaginal examination, unclean place of birth (in the kitchen), nyurung, finding badi through balian, non sterile umbilical cord cutting, and non sterile placenta extraction by hand, taking river water for baby bathing, and give ginger water with local alcoholic beverage (tuak) to infant; during postpartum period: fasting, nyandar, and sexual intercourse at postpartum period. The supportive practices include husband’s company during delivery and comprehensive service from village midwife. Keywords : Traditional practice, pregnancy, delivery, post partum

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v1i3.305

Refbacks

  • There are currently no refbacks.