Karakteristik Komunikator Remaja SMA yang Berhubungan dengan Komunikasi Kesehatan Reproduksi di Kota Palembang

Putri Dwi Oktarini, Fenny Etrawati

Abstract

Latar Belakang. Usia remaja merupakan usia yang paling rawan mengalami masalah kesehatan reproduksi yang tidak aman dan beresiko seperti aborsi dan infeksi menular seksual. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut yaitu melalui pendekatan peer group yang dikembangkan dalam Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) sebagai jembatan proses komunikasi. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik komunikator remaja SMA dengan  komunikasi kesehatan reproduksi di Kota Palembang tahun 2018.Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 112 remaja SMA yang institusi pendidikannya sudah terpapar Program PIK R di Kota Palembang. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cluster random sampling.Hasil. Terdapat 30,4% komunikasi kesehatan reproduksi yang kurang aktif pada remaja SMA di Kota Palembang. Karakteristik komunikator yang memengaruhi komunikasi kesehatan reproduksi pada remaja SMA di Kota Palembang adalah pengetahuan, hubungan pertemanan, keterampilan menyampaikan informasi, dan peran orangtua.Kesimpulan. Perlunya upaya peningkatan kualitas anggota dengan mengadakan pelatihan bagi pendidik sebaya dan konselor sebaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja dalam memberikan KIE mengenai kesehatan reproduksi.  ABSTRACTBackground. Adolescents are the most vulnerable age to experience unsafe and risky reproductive health problems such as abortion and sexually transmitted infections. One of the efforts made by the government to overcome this is through a peer group approach developed in the Youth Information and Counseling Center (PIK R) as a bridge to the communication process. Objective. This study aims to determine the relationship between the characteristics of high school youth communicators with reproductive health communication in Palembang City in 2018.Method. This study used a cross-sectional design. The sample of this study is 112 high school adolescents whose educational institutions had been exposed to the PIK R in Palembang CIty. The sampling of this study used random cluster sampling. Results. There were 30.4% of reproductive health communication less active in high school adolescents in Palembang City. The characteristics of communicators that influenced reproductive health communication in high school adolescents in Palembang City were knowledge, friendship relationships, information conveying skills, and the role of parents.Conclusion: The need for efforts to improve the quality of members by conducting training for peer educators and peer counselors to strengthen adolescents’ knowledge, attitudes, and skills in providing IEC regarding reproductive health. 

Keywords

komunikasi, kesehatan reproduksi, remaja

Full Text:

PDF

References

Departemen Kesehatan RI. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya, Jakarta: Salemba Medika.

World Health Organization. The sexual and reproductive health of younger adolescents: research issues in developing countries: background paper for a consultation [homepage on the internet]. c2011. [cited 2011 Sept 15]. Available from: http://whqlibdoc.who.int/publications/2011/9789241501552.eng.pdf .

Badan Pusat Statistik (BPS) (2015). Sensus Penduduk tahun 2015. Diakses tanggal 4 Januari 2017. http://www.BPS.go.id/sensus-penduduk-tahun-2016-indonesia.

Kementerian Kesehatan. 2013. RisetKesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

PKBI 2005. Study Retrospektif Induksi Haid Di 9 Kota Di Indonesia: 2000-2003. Jakarta.

Fajar, Nur Alam. Analisis Biopsikososial dan Spritual Pada Perilaku Seks Bebas Remaja Muslim Religius di Palembang, [Disertasi]. Program Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya.2015.

Kementrian Kesehatan RI.2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2013. Jakarta: Badan Pusat statistic.

BKKBN. (2016). Program GenRe Memberi Informasi Kespro yang Benar. Diakses tanggal 4 Januari 2017. http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspxBeritaID=485

Imron, Ali. 2012, Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja: Peer Educator & Efektivitas Program PIK-KRR di Sekolah, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta

BKKBN. 2008. Modul Kesehatan Reproduksi Remaja. Yogjakarta : BKKBN.

Rees, G.D dan Lawrence, M. J. 2000. Microemulsion based media as novel drug delivery systems. Advance Drug Delivery Reviews, 45: 89-121

BKKBN. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: 2004

Suwarni, L. (2009). Monitoring parental dan perilaku teman sebaya terhadap perilaku seksual remaja SMA di kota Pontianak. The Indonesian Journal of Health Promotion (Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia), 4(2), 127-133.

De Meyer, S., Jaruseviciene, L., Zaborskis, A., Decat, P., Vega, B., Cordova, K., & Michielsen, K. 2014. A cross-sectional study on attitudes toward gender equality, sexual behavior, positive sexual experiences, and communication about sex among sexually active and non-sexually active adolescents in Bolivia and Ecuador. Global health action, 7(1), 24089.

Notoatmojo S.2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.

Sarwanto. S. A. 2004. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pekerja Remaja terhadap Penyakit Menular Seksual ( PMS ) serta Faktor - faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hubungan Seksual Pranikah ( Studi Kasus di PT Flower Indonesia Pasuruan Jawa Timur ), Cermin Dunia Kedokteran No 145,45–49.

Badan Pusat Statistik (BPS) (2015). Sensus Penduduk tahun 2015. Diakses tanggal 4 Januari 2017. http://www.BPS.go.id/sensus-penduduk-tahun-2016-indonesia.

Siswanto. 2008. Manajemen Personalia Jilid I. Jakarta: PT. Erlangga.

BKKBN. (2016). Program GenRe Memberi Informasi Kespro yang Benar. Diakses tanggal 4 Januari 2017. http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspxBeritaID=485

World Health Organization. (2010). Scaling up HIV testing and counselling in the WHO European Region as an essential component of efforts to achieve universal access to HIV prevention, treatment, care and support: policy framework. Scaling up HIV testing and counselling in the WHO European Region as an essential component of efforts to achieve universal access to HIV prevention, treatment, care and support: policy framework.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press

BKKBN. (2012). Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Mahasiswa (PIK Remaja/Mahasiswa). http://ceria.bkkbn.go.id/index.php/component/jdownloads/finish/26- materi-panduan/3-pedoman-pengelolaan-PIK Remaja-dan mahasiswa/0?Itemid=0. Diakses 4 Maret 2015.

Harun, Rochajat & Elvinaro Ardianto. (2012). Komunikasi Pembangunan & Perubahan Sosial: Perspektif Dominan, Kaji Ulang, dan Teori Kritis. Jakarta: Rajawali Pers.

Susanti Y, Briawan D, Martianto D. 2016. Suple-mentasi besi mingguan meningkatkan he- moglobin sama efektif dengan kombinasi mingguan dan harian pada remaja putri. J Gizi Pangan 13(1):27-34

Dianawati, A. (2003). Pendidikan seks untuk remaja. Jakarta: Kawan Pustaka, 18-32.

Safitri, Erlina. ‘Hubungan Kontrol Diri Dengan Perilaku Seksual Remaja’ Naskah Publikasi Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, UII. 2007.

Endarto, Y., & Purnomo, P. S. (2006). Hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual berisiko pada remaja di SMK negeri 4 Yogyakarta. Jurnal kesehatan surya medika yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhayati, A., Fajar, N. A., & Yeni, Y. (2017). Determinan perilaku seksual pranikah pada remaja SMA Negeri 1 Indralaya Utara. Anissa Nurhayati1, Nur Alam Fajar2, Yeni3. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(2).

Notoatmodjo, S. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Utami, T. I. W. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Tindakan Orang Tua Mengawinkan Puterinya Di Usia Remaja.

Komariana Ida. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Seksual Pranikah di SMA Kota Tanggerang. 2014. http://diglib.esaunggul.ac.id

Maulana, H. D., Sos, S., & Kes, M. (2009). Promosi kesehatan. EGC.

Mubarak, W. I. (2011) Promosi Kesehatan Untu Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Branstetter, S. A. “Parental Monitoring and Adolescent Drug Use Frequency, Control Problem, and Adverse Consequences” University of Denver Departement of psychology. NIDA Grant F31 DA015030-01, 2003.

Istawati, R. (2017). HUBUNGAN KETERPAPARAN MEDIA MASSA, PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP TINDAKAN SEKSUAL DI SMA AN-NAAS. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 2(2), 124-131.

Santrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta: Prenada Media Group

Sarwono, S. W. Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta, 1997

Atmaja, R. W. S. (2017). Pengetahuan dan keterampilan ibu dalam berkomunikasi masalah seksualitas ditinjau dari jenis kelamin Remaja. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 5(3), 466-476.

Ban, A. W. Van Den, & Hawkins, H. S. (1999). Penyuluhan Pertanian. (Agnes Dwina Herdiasti, Terjemahan). Yogyakarta: Kanisius.

Utami, D. D. Y. (2016). Penyuluhan Program BKKBN Mengenai Generasi Berencana (GenRe) dan Sikap Remaja. JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in Communication Study, 1(2).

Liliweri, A. 2008. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Suprapto, T., & Fahrianoor, ”Komunikasi penyuluhan dalam teori dan praktek”, Arti Bumi Intaran, Yogyakarta, 2004.

Collen et all “Communication about Sexual Issues: mothers, fathers and friends. Journal of Adolescent Health, March, 1999, vol. 24 issue 3.

Safitri, Erlina. ‘Hubungan Kontrol Diri Dengan Perilaku Seksual Remaja’ Naskah Publikasi Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, UII. 2007.

Fajar, Nur Alam. Analisis Biopsikososial dan Spritual Pada Perilaku Seks Bebas Remaja Muslim Religius di Palembang, [Disertasi]. Program Doktor Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya.2015.

Nurhidayah, Y. (2011). Pengaruh Komunikasi Orang Tua Tentang Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dan Penanaman Nilai-Nilai Religiusitas Terhadap Prilaku Seksual Remaja. Holistik, 12(2).

Tralle, M. “Monitoring Tips for Parents”, Child Welfare Report, 2002

Resmiwaty, R. (2009). Keluarga sebagai Lembaga Sosialisasi Kesehatan Reproduksi. Academica, 1(1).

Gunawan, F.X. Rudy, “Seks: Alasan dan Motif” dalam BASIS, 2003. Hlm. 32-37. Nomor: 03-04 tahun ke-52 Maret-April.

Branstetter, S. A. “Parental Monitoring and Adolescent Drug Use Frequency, Control Problem, and Adverse Consequences” University of Denver Departement of psychology. NIDA Grant F31 DA015030-01, 2003.

Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ICF International. Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012: Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: BPS, BKKBN, Kemenkes dan ICF Internasional; 2013.

Ekasari, F. (2007). Pola Komunikasi dan Informasi Kesehatan Reproduksi antara Ayah dan Remaja. Kesmas: National Public Health Journal, 2(1), 26-32.

Dewi. C. P. L., & Kristiani. W. S. (2015). The Effectiveness of Peer Group Education Toward Adolescents’ Knowledge Level Of Sexual Education In Tumpak Region Mojokerto. Jurnal Ilmu Keperawatan, 12(5).

Refbacks

  • There are currently no refbacks.