The Determinants of Stunting for Children Aged 24-59 Months in Kulon Progo District 2019
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
1.Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STIKes HangTuah Pekanbaru. Permasalahan anak pendek (stunting) dan intervensi untuk mencegah terjadinya stunting (suatu kajian kepustakaan) stunting problems and interventions to prevent stunting (a literature review). Jurnal Kesehatan Komunitas. 2015; 2 (6): 254–61.
2.Trihono A, Tjandrarini DH, Irawati A, Utami NH, Tejayanti T, et al. Pendek (stunting) di Indonesia, masalah dan solusi. Sudomo M, editor. Jakarta: Lembaga Penerbit Balitbangkes; 2015.
3.Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo. Profil kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2016 (Data 2015). Wates: Dinas Kesehatan Kulon Progo; 2015.
4.World Health Organization. Interpretation guide. Nutrition Landacape Information System. 2012. p. 1–51
5.Riset Kesehatan Dasar. Hasil utama riset kesehatan dasar (RISKESDAS). Journal of Physics A. 2018; 44 (8): 1–200.
6.Dwi Pratiwi T, Yerizel E. Hubungan pola asuh ibu dengan status gizi balita di wilayah kerja puskesmas Belimbing Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5 (3): 661–5.
7.Rahmayana. Hubungan pola asuh ibu dengan kejadian stunting anak usia 24-59 bulan di Posyandu Asoka II wilayah pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar tahun 2014. Al-Sihah: The Public Health Science Journal. 2014; VI (2): 424–36.
8.United Nations Children ‘s Fund. Improving child nutrition. The achievable imperative for global progress. NCSL Legisbrief; 2010.
9.Tariku A, Biks GA, Derso T, Wassie MM, Abebe SM. Stunting and its determinant factors among children aged 6–59 months in Ethiopia. Italian Journal of Pediatrics; 2017.
10.Setiawan E, Machmud R, Masrul. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 24–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7 (2): 275–84.
11.Mugianti S, Mulyadi A, Anam AK, Najah ZL. Faktor penyebab anak stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan. 2018; 5 (3): 268–78.
12.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku ajar imunisasi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan; 2014.
13.Agrina S, Arneliwati. Analisa aspek balita terhadap kejadian infeksisaluran pernafasan akut (ISPA) di rumah. 2014; 5: 115–20.
14.Sutriyawan, Agung D. Hubungan status imunisasi dan riwayat penya kit infeksi dengan kejadian stunting pada balita: studi retrospektif. JMidwifery. 2020; 8 (2).
15.Tessema M, Gunaratna NS, Brouwer ID, Donato K, Cohen JL,McConnell M, et al. Associations among high-quality protein and energy intake, serum transthyretin, serum amino acids and linier growth ofchildren in Ethiopia. Nutrients. 2018; 10 (11): 1-17.
16.Stephenson K, Amthor R, Mallowa S, Nungo R, Maziya-Dixon B, etal. Consuming cassava as a staple food places children 2–5 years old atrisk for inadequate protein intake, an observational study in Kenyaand Nigeria. Nutrition Journal. 2010; 9 (1): 9.
17.World Health Organization. WHA global nutrition targets 2025: stunting policy brief. 2014; 9.
18.Yensasnidar, Adfar TD, Hastini B. Hubungan asupan energi, protein dan zink terhadap kejadian stunting di SD Negeri 11 Kampung Jua Kecamatan Lubuk Begalung. 2019; 2 (1): 41–6.
19.Nova M, Afriyanti O. Hubungan berat badan, ASI eksklusif, MPASI dan asupan energi dengan stunting pada balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Lubuk Buaya. Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s HealthJournal). 2018; 5 (1): 39-45.
20.Yulestri. Analisis faktor-faktor sosio-ekonomi dan lingkungan terhadap kejadian stunting pada balita 10-59 bulan di Pulau Jawa tahun 2010 (analisis data Riskesdas 2010). 2013. p. 1-13.
21. Mugianti S, Mulyadi A, Anam AK, Najah ZL. Faktor penyebab anak stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Journal Ners dan Kebidanan. 2018; 5 (3): 268-78.
DOI: http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v16i2.3305
Refbacks
- There are currently no refbacks.