Determinan Sosial Ekonomi Rumah Tangga dari Balita Stunting di Indonesia: Analisis Data Indonesia Family Life Survey (IFLS) 2014
Abstract
Keywords
References
(1) Adiyanti, Maya. 2014. Pola Asuh Gizi, Sanitasi Lingkungan, dan Pemanfaatan Posyandu dengan Ke-jasian Stunting pada Baduta di Indonesia (Analisis Data Riskesdas Tahun 2010). Depok: Universitas Indonesia.
(2) Anindita. 2012. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein dan Zink dengan Stunting Balita Usia 6-35 Bulan di Keca-matan Tembalang, Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponogoro. 1(2): 617-626
(3) Anisa, Paramitha. 2012. Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita usia 25-60 Bulan di Kelurahan Kalibaru Depok tahun 2012. Skripsi 85. Depok: Universitas Indonesia
(4) Atikah, Rahayu, .et al. 2014. “Risiko Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak 6-23 Bulan.” Penel Gizi Makan 129-136.
(5) Bintarto. 1983. Interaksi Desa - Kota. Jakarta: Ghalia. Devi, Mazarina. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Balita di Pedesaan. Teknologi dan Kejuruan. 33(2): 183-192.
(6) Diana, Fivi Melva. 2006. Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Batita di Kecamatan Kuranji Kelu-rahan Pasar Ambacang Kota Padang Tahun 2004. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 1(1): 19-23.
(7) Ernawati, Aeda. 2003. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi, Higiene Sanitasi Lingkungan, Tingkat Konsumsi dan Interaksi dengan Status Gizi Anak Usia2-5 tahun di Kabupaten Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
(8) Faradina, Rizka., et al. 2018. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Pangan Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat). TAL-ENTA Conference Series. 1(1): 284-295.
(9) Fikrina., et al. 2017. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa Karangrejek Wonosari Gunung Kidul. Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
(10) Junaidi. 2015. Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS. Diakses pada: Oc-tober 2018. .
(11) Kemendes. 2017. Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Jakarta: Kemendes.
(12) Kemenkes. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kes-ehatan Tahun 2015-2019. Jakarta: Kemenkes RI.
(13) Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan No 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antro-pometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Ke-menkes RI.
(14) Kemenkes. 2018. Pemerintah Fokus Cegah Stunting di 100 Kabupaten/Kota. Diakses pada: April 7. September 2018.
(15) Kemenkeu. 2018. Penanganan Stunting Terpadu tahun 2018. Jakarta: Direktur Anggaran Bidang Pemba-ngunan Manusia dan Kebudayaan.
(16) Hasibuan, L. S., et al. 2014. Analisis Pola Pengeluaran Rumah tangga Miskin di Kabupaten Simalungun. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. 16(1): 38-55.
(17) M. Gibney, M. Barrie, John, Leonore. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat . EGC 217.
(18) Monteiro., et al. 2010. Narrowing Sosioeconomic In-equality in Child Stunting. Bull World Health Organ 305-311.
(19) Ni’mah, Cholifatun., et al. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting Pada Balita Keluarga Miskin. Media Gizi Indonesia. 10(1): 84-90.
(20) Ramli., et al. 2009. Prevalence and Risk Factors for Stunting and Severe Stunting Among Under-Fives in North Maluku Province of Indonesia. BMC Pediat-rics. 9(1): 64.
(21) Republik Indonesia. 1992. Undang Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 22. Jakarta: Kemenkes RI.
(22) Riskesdas. 2018. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes.
(23) Riskesdas. 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
(24) Rosha., et al. 2012. Analisis Determinan Stunting Anak 0-23 bulan pada daerah miskin di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penel Gizi Makan. 34-41.
(25) Rukmana, Erni et al. 2016. Faktor Resiko Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan di Kota Bogor. JURNAL MKMI. 12(3): 192-199.
(26) Sandjaja. 2008. Kajian Perbedaan Prevalensi Balika Kurus dan Pendek Menurut Standar WHO 2005 dibanding NCHS: Analisis Data SKRT 2004. Gizi Indon 31(1):9-22.
(27) Setyawati, V.A.V. 2018. Kajian Stunting Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Semarang. Univer-sity Research Colloqium 837. TNP2K. 2018. Gerakan Nasional Pencegahan Stunt-ing dan Kerjasama Kemitraan Multi Sektor . Jakarta: Sekretariat Wapres RI. UNICEF. 2012. Malnutrition in Number. UNICEF Annual Report.
(28) UNSCN. 2004. Fifth Report on The World Nutrition Situation. SCN.
(29) Vidmar, Suzana., et al. 2004. Standardizing anthropo-metric measures in children and adolescents with new functions for egen. The Stata Journal. 4(1): 50-55.
(30) Lestari, W., et al. 2014. Faktor risiko stunting pada anak umur 6-24 bulan di kecamatan Penanggalan kota Subulussalam provinsi Aceh. Jurnal Gizi Indo-nesia. 3(1): 37-45.
(31) WHO. 2012. Annual Report. Diakses pada: Septem-ber 2018
(32) Wiyogowati, Citaningrum. 2012. Kejadian Stunting pada Anak Berumur Dibawah Lima Tahun (0-59 bulan) Di Provinsi Papua Barat Tahun 2010 (Anali-sis Data RISKESDAS 2010). Kesehatan Masyarakat.
(33) World Bank Group. 2016. World Bank investing in Early Years Brief. Washington DC: World Bank.
(34) Yudaningrum, Agnes. 2011. Analisis Hubungan Pro-porsi Pengeluaran dan Konsumsi Pangan Dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Kabu-paten Kulon Progo. Surakarta: Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
DOI: 10.7454/eki.v3i2.3004
Refbacks
- There are currently no refbacks.