e-ISSN 2598-3849       print ISSN 2527-8878

Vol 3, No 2 (2018)

Determinan Sosial Ekonomi Rumah Tangga dari Balita Stunting di Indonesia: Analisis Data Indonesia Family Life Survey (IFLS) 2014

Dini Indrastuty, Pujiyanto Pujiyanto

Abstract


AbstrakStunting merupakan masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting pada balita memiliki risiko pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas yang dalam jangka panjang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Ketika dewasa, anak yang menderita stunting rentan menderita penyakit tidak menular. Ini menyebabkan pengeluaran pemerintah dalam hal pembiayaan jaminan kesehatan nasional terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan faktor sosial ekonomi rumah tangga dari balita stunting. Studi ini menggunakan data sekunder Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2014 dengan desain studi cross sectional dan aplikasi model logit ekonometrik. Jumlah observasi yang menjadi sampel analisis dalam penelitian ini sebesar 3.794 balita dalam skala nasional. Hasil penelitian menunjukkan kejadian balita stunting memiliki hubungan signifikan dengan status pekerjaan ibu, tempat tinggal, sanitasi dan status ekonomi. Ibu yang lebih banyak meluangkan waktu dan memperhatikan gizi anak, tempat tinggal balita yang dapat menjangkau fasilitas layanan kesehatan, akses sanitasi yang baik, status ekonomi keluarga, intervensi pemerintah yang tepat, dan peran lintas sektor dan tatanan masyarakat berdampak dalam penanganan masalah stunting di Indonesia. Abstract Stunting is a chronic nutritional problem in infants characterized by shorter stature compared to their age. Stunting in toddlers has risk at the level of intelligence, vulnerability to disease, lowering productivity which in the long run can hamper economic growth. When adults, children who suffer from stunting are prone to non-communicable diseases. This causes government spending in terms of financing national health insurance to continue to increase. This study aims to analyze the determinants of household socioeconomic factors of stunting toddlers. It used the secondary data of the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2014 with cross-sectional study design and the application of an econometric logit model. The number of observations as a sample in this study amounted to 3,794 toddlers on a national scale. The results showed the incidence of stunting toddlers had a significant relationship with the employment status of mothers, shelter, sanitation and economic status. Mothers who spend more time and pay attention to child nutrition, toddlers who can reach health care facilities, access to good sanitation, family economic status, proper government intervention, and the role of cross-sector and community order have an impact on the handling of stunting problems in Indonesia.

Keywords


toddlers; stunting; social; economic; logit

References


(1) Adiyanti, Maya. 2014. Pola Asuh Gizi, Sanitasi Lingkungan, dan Pemanfaatan Posyandu dengan Ke-jasian Stunting pada Baduta di Indonesia (Analisis Data Riskesdas Tahun 2010). Depok: Universitas Indonesia.

(2) Anindita. 2012. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein dan Zink dengan Stunting Balita Usia 6-35 Bulan di Keca-matan Tembalang, Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponogoro. 1(2): 617-626

(3) Anisa, Paramitha. 2012. Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita usia 25-60 Bulan di Kelurahan Kalibaru Depok tahun 2012. Skripsi 85. Depok: Universitas Indonesia

(4) Atikah, Rahayu, .et al. 2014. “Risiko Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak 6-23 Bulan.” Penel Gizi Makan 129-136.

(5) Bintarto. 1983. Interaksi Desa - Kota. Jakarta: Ghalia. Devi, Mazarina. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Balita di Pedesaan. Teknologi dan Kejuruan. 33(2): 183-192.

(6) Diana, Fivi Melva. 2006. Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Batita di Kecamatan Kuranji Kelu-rahan Pasar Ambacang Kota Padang Tahun 2004. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 1(1): 19-23.

(7) Ernawati, Aeda. 2003. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi, Higiene Sanitasi Lingkungan, Tingkat Konsumsi dan Interaksi dengan Status Gizi Anak Usia2-5 tahun di Kabupaten Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

(8) Faradina, Rizka., et al. 2018. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Pangan Rumah Tangga (Studi Kasus : Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat). TAL-ENTA Conference Series. 1(1): 284-295.

(9) Fikrina., et al. 2017. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa Karangrejek Wonosari Gunung Kidul. Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

(10) Junaidi. 2015. Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS. Diakses pada: Oc-tober 2018. .

(11) Kemendes. 2017. Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Jakarta: Kemendes.

(12) Kemenkes. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kes-ehatan Tahun 2015-2019. Jakarta: Kemenkes RI.

(13) Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan No 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antro-pometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Ke-menkes RI.

(14) Kemenkes. 2018. Pemerintah Fokus Cegah Stunting di 100 Kabupaten/Kota. Diakses pada: April 7. September 2018.

(15) Kemenkeu. 2018. Penanganan Stunting Terpadu tahun 2018. Jakarta: Direktur Anggaran Bidang Pemba-ngunan Manusia dan Kebudayaan.

(16) Hasibuan, L. S., et al. 2014. Analisis Pola Pengeluaran Rumah tangga Miskin di Kabupaten Simalungun. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. 16(1): 38-55.

(17) M. Gibney, M. Barrie, John, Leonore. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat . EGC 217.

(18) Monteiro., et al. 2010. Narrowing Sosioeconomic In-equality in Child Stunting. Bull World Health Organ 305-311.

(19) Ni’mah, Cholifatun., et al. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting Pada Balita Keluarga Miskin. Media Gizi Indonesia. 10(1): 84-90.

(20) Ramli., et al. 2009. Prevalence and Risk Factors for Stunting and Severe Stunting Among Under-Fives in North Maluku Province of Indonesia. BMC Pediat-rics. 9(1): 64.

(21) Republik Indonesia. 1992. Undang Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 22. Jakarta: Kemenkes RI.

(22) Riskesdas. 2018. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes.

(23) Riskesdas. 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

(24) Rosha., et al. 2012. Analisis Determinan Stunting Anak 0-23 bulan pada daerah miskin di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penel Gizi Makan. 34-41.

(25) Rukmana, Erni et al. 2016. Faktor Resiko Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan di Kota Bogor. JURNAL MKMI. 12(3): 192-199.

(26) Sandjaja. 2008. Kajian Perbedaan Prevalensi Balika Kurus dan Pendek Menurut Standar WHO 2005 dibanding NCHS: Analisis Data SKRT 2004. Gizi Indon 31(1):9-22.

(27) Setyawati, V.A.V. 2018. Kajian Stunting Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Semarang. Univer-sity Research Colloqium 837. TNP2K. 2018. Gerakan Nasional Pencegahan Stunt-ing dan Kerjasama Kemitraan Multi Sektor . Jakarta: Sekretariat Wapres RI. UNICEF. 2012. Malnutrition in Number. UNICEF Annual Report.

(28) UNSCN. 2004. Fifth Report on The World Nutrition Situation. SCN.

(29) Vidmar, Suzana., et al. 2004. Standardizing anthropo-metric measures in children and adolescents with new functions for egen. The Stata Journal. 4(1): 50-55.

(30) Lestari, W., et al. 2014. Faktor risiko stunting pada anak umur 6-24 bulan di kecamatan Penanggalan kota Subulussalam provinsi Aceh. Jurnal Gizi Indo-nesia. 3(1): 37-45.

(31) WHO. 2012. Annual Report. Diakses pada: Septem-ber 2018

(32) Wiyogowati, Citaningrum. 2012. Kejadian Stunting pada Anak Berumur Dibawah Lima Tahun (0-59 bulan) Di Provinsi Papua Barat Tahun 2010 (Anali-sis Data RISKESDAS 2010). Kesehatan Masyarakat.

(33) World Bank Group. 2016. World Bank investing in Early Years Brief. Washington DC: World Bank.

(34) Yudaningrum, Agnes. 2011. Analisis Hubungan Pro-porsi Pengeluaran dan Konsumsi Pangan Dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Kabu-paten Kulon Progo. Surakarta: Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.


Full Text: PDF

DOI: 10.7454/eki.v3i2.3004

Refbacks

  • There are currently no refbacks.