Gambaran Perilaku Pencegahan HIV Pada Pasangan Serodiskordan dan Serokonkordan Di Yayasan Grapiks Bekasi Tahun 2020

Ravinka Ayundra Putri, Rita Damayanti

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang. Pencegahan HIV pada pasangan serodiskordan dan serokonkordan berkaitan dengan perilaku yang berfokus pada pandangan dan keyakinan individu. Penelitian tentang HIV menemukan bahwa sebanyak 25% ditularkan oleh pasangannya yang positif HIV.Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran perilaku pencegahan HIV pada pasangan serodiskordan dan serokonkordan di Yayasan Grapiks Bekasi.Metode. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam melalui WhatsApp call.Hasil. Sebagian besar pasangan serodiskordan dan semua pasangan serokonkordan konsisten menggunakan kondom dan keduanya patuh mengkonsumsi obat ARV. Semua ODHA mengungkapkan status kepada pasangannya tetapi hanya sebagian yang mengungkapkan kepada keluarganya. Pola relasi suami istri pada pasangan serodiskordan adalah head complement, sedangkan pasangan serokonkordan yaitu head complement dan senior junior partner. Pasangan serodiskordan menerima konsekuensi, sedangkan pasangan serokonkordan berharap tidak parah. Pasangan serodiskordan memiliki persepsi manfaat yang rendah dan persepsi hambatan yang tinggi daripada pasangan serokonkordan. Kedua pasangan mendapatkan informasi kurang mendalam tentang penyakit HIV/AIDS dari tenaga kesehatan.Kesimpulan. Terdapat perbedaan perilaku pencegahan HIV pada pasangan serodiskordan dan serokonkordan di Yayasan Grapiks Bekasi. ABSTRACTBackground. HIV prevention in serodiscordant and seroconcordant couples are concerned with behaviors that focus on individual views and beliefs. Studies found that 25% were transmitted by partners who were HIV positive. Objective. This research aims to determine the description of HIV prevention behavior in serodiscordant and seroconcordant couples at the Bekasi Grapiks Foundation.Methods. This study used a case study design with a qualitative approach. Data collection by in-depth interviews via WhatsApp call.Results. Most serodiscordant and all seroconcordant partners consistently used condoms and both partners adhered to taking ARV drugs. All PLWHA disclose their status to their partners but, some disclose to their families. The relationship pattern in serodiscordant couples is the head complement, while seroconcordant couples are head complement and senior junior partner. The serodiscordant partner accepted the consequences, whereas the seroconcordant partner hoped not to be severe. Serodiscordant couples have less benefit and high resistance than seroconcordant couples. Both partners received less in-depth information about HIV/AIDS from health workers.Conclusion. There are differences in HIV prevention behavior between serodiscordant and seroconcordant couples at the Bekasi Grapiks Foundation

Keywords

pasangan serodiskordan, pasangan serokonkordan, pencegahan HIV/AIDS, pola relasi suami istri; Yayasan Grapiks

Full Text:

PDF

References

Anita A, Maghfirah M. Pengaruh VCT HIV/AIDS terhadap Perubahan Sikap Seksual pada Kalangan Transgender di Banda Aceh. Idea Nursing Journal. 2017. 7(2): 71-75

Aryastami N, Handayani R, Yuniar Y. Faktor Faktor Pendukung Kepatuhan Orang dengan HIV AIDS (Odha) dalam Minum Obat Antiretroviral di Kota Bandung dan Cimahi. Indonesian Bulletin of Health Research. 2013. 41(2), 20671

BKKBN. Kondom, Penjinak Bom Waktu HIV/AIDS. 2010. http://www.bkkbn.go.id/Webs/index.php/rubrik/detail/662

Data hub For ASIa pacific. General Population: Women and Men. National Institute of Medical Statistics and National AIDS Control Organization. 2016. www.aidsdatahub.org

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Profil Kesehatan Jawa Barat. 2017. http://diskes.jabarprov.go.id

Jones D, Villar L, Kankasa C, et al. Contraception and family planning among HIV-seroconcordant and-serodiscordant couples in the US and Zambia. Open Access Journal of Contraception. 2010. 1, 23.

Kambu Y, Waluyo A and Kuntarti K. Umur Orang dengan HIV AIDS (ODHA) Berhubungan dengan Tindakan Pencegahan Penularan HIV. Jurnal Keperawatan Indonesia. 2016. 19(3): .200-207

Khasanah N. Dampak Ekonomi, Sosial dan Psikologi HIV/AIDS pada Orang dengan HIV/AIDS (Odha) di Kabupaten Kebumen. Sustainable Competitive Advantage (SCA). 2016. 6(2)

Marlinda Y, Azinar M. Perilaku Pencegahan Penularan HIV/AIDS. JHE (Journal of Health Education). 2017. 2(2), 185-193

Parwati D, Sriningsih I. Pengalaman Ibu yang Terdeteksi HIV tentang Dukungan Keluarga Selama Persalinan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012. 8(1): 35-41

Saktina P, BK S. Karakteristik penderita AIDS dan infeksi oportunistik di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode juli 2013 sampai juni 2014. E-jurnal Medika. 2017. 6(3), 1-6

Scanzoni L, Scanzoni J. Men, Women and Change: a Sociology of Married and Family (2nd ed). New York: McGraw-Hill Book Company. 1981

Tasa Y, Ludji I & Paun R. Pemanfaatan Voluntary Counseling and Testing oleh Ibu Rumah Tangga Terinfeksi HIV/AIDS. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2016. 11(2), 178-187

UNAIDS. Unaids data 2018. Geneva: UNAIDS. 2018. https://doi.org/978- 92-9173-945-5

UNAIDS. Fast-track commitments to end AIDs by 2030. Geneva. 2016

United Nations. Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development. New York. 2015

Widia A, Fitrian R. Pengalaman Seksual Pasangan Penderita HIV dalam Mempertahankan Status HIV Negatif di RSPI Prof.Dr.Sulianyi Saroso. Indonesian Journal of Nursing Practices. 2017. 1, No 2

Wulandari Y, Suryani N, Poncorini E. Health Belief Model: Health Preventive Behavior of Sexually Transmitted Infection in Female Sex Workers in Surakarta. Journal of Health Promotion and Behavior. 2017. 1(2): .71-79.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.