e-ISSN 2598-3849       print ISSN 2527-8878

Vol 3, No 1 (2018)

Analisis Kesiapan Pembiayaan Hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa dalam Mendukung Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) Tahun 2018-2020

Trihardini Sri Rejeki Astuti, Prastuti Soewondo

Abstract


AbstrakProgram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) merupakan cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga. Skala prioritas nasional dalam mencapai Indonesia Sehat salah satunya adalah menanggulangi penyakit tidak menular termasuk hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa yang prevalensinya semakin meningkat. Hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa merupakan salah satu indicator keluarga sehat dalam PIS PK untuk mencapai SPM. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan telaah dokumen. Kesiapan pembiayaan Hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa dihitung dengan menggunakan metode costing SPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja kesehatan untuk PIS PK digunakan untuk sosialisasi, edukasi dan pendataan. Mengacu pada perhitungan costing SPM, Kota Depok mampu melaksanakan SPM untuk Pelayanan Dasar Hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa karena hanya menggunakan 1,38% APBD KesehatanBelanja Langsung (Non Gaji). Akan tetapi, Kota Depok belum siap dalam melaksanakan PIS PK dalam hal komitmen, SDM, dan anggaran. Kota Depok sudah memahami PIS PK namun pelaksanaannya tergantung pada ketersediaan pembiayaan yang berasal dari pencairan anggaran DAK Non Fisik. Hal ini disebabkan karena terdapat jeda waktu antara proses pengusulan dan realisasi pencairan anggaran sementara SDM terbatas. Diperlukan proses perencanaan yang lebih optimal serta pengalokasian SDM sesuai kebutuhan.AbstractHealthy Indonesia Program with Family Approach (PIS PK) is a way to expand Puskesmas reach and access to health services through family home visit Overcoming non-communicable diseases (NCD) is a national priority in achieving Healthy Indonesia because the prevalence of NCD continues to increase. Managing NCD specifically hypertension, Diabetes Mellitus andmental disorders are among the indicators of healthy families in achieving PIS PK. This research uses the qualitative method through in-depth interviews and related document. Analysis of readiness of financing for hypertension, Diabetes Mellitus and mental is calculated using costing method of SPM. The results indicated health spending for PIS PK activities wereutilized for socialization, education and data collection. Referring to SPM costing calculation, the City of Depok was able to implement SPM for hypertension, Diabetes Mellitus and Mental Disorder with using only 1.38% of the total APBD (non-salary). Depok City is not ready in implementing PIS PK, specifically in terms of commitment, human resources, and budget.Though already familiar with PIS PK, Depok City states due to its limited resources, PIS PK implementation depends on the availability of funding from Non-Physical DAK disbursement that tends to have a lengthy lag time between the proposal process and the realization of the disbursement. The financing of PIS PK requires a more optimal planning process and allocation of human resources as needed. 

Keywords


Family Approach; Minimum Service Standards of Health; Non-Communicable Diseases; Health Financing

References


(1) Aditama. 2005. Catatan Kegiatan Penelitian, Terapan, dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Balitbangkes.

(2) Armiatin. 2015. Manajemen Penyakit Diabetes Untuk Minimalkan Pengeluaran Biaya. 10 Maret 2018 .

(3) Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan. 2013. “Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2013.” 15 Januari 2015. .

(4) Ferdiansyah, D. 2016. Metode Pendekatan Keluarga, terobosan Baru Dalam Pembangunan Kesehatan di Indonesia. 1(4): 5–8.

(5) Ghozali, A. 2017. Analisis Implementasi PIS PK di Kabupaten Bandung. Universitas Indonesia, Jakarta.

(6) Kementerian Kesehatan. 2016a. Buku Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. 8 Oktober 2017 .

(7) Kementerian Kesehatan. 2016b. Permenkes Nomor 39 tahun 2016 tentang Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta.

(8) Kementerian Kesehatan, P. data dan I. 2017. Hasil Pendataan Keluarga Sehat dalam Aplikasi Keluarga Sehat. 30 Oktober 2017. .

(9) Kruk, M. E., Porignon, D., Rockers, P. C. and Van Lerberghe, W. 2010. The contribution of primary care to health and health systems in low- and middle-income countries: A critical review of major primary care initiatives. Social Science & Medicine. 70(6): 904–911.

(10) Laelasari, E., Anwar, A. and Soerachman, R. 2017. Evaluasi Kesiapan Pelaksanaan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. 27 Mei 2018.

(11) Litbangkes. 2017. Hasil (Sementara) Riset Implementasi PIS PK di Kabupaten Lampung Selatan. Forum Ilmiah Tahunan IAKMI III.

(12) Nutley, T & Reynolds, H. W. 2013. Improving the use of health data for health system strengthening. Global health action. 6 (1)

(13) Shivalli, S., Majra, J. P., Akshaya, K. M. and Qadiri, G. J. 2015. Family Centered Approach in Primary Health Care: Experience from an Urban Area of Mangalore, India. The Scientific World Journal. Hindawi, p. 1–8.

(14) Swanson, K. A., Swanson, J. M., Gill, A. E. and Walter, C. 1995. Primary care in Cuba: A public health approach. Health Care for Women International. 16(4): 299–308.

(15) Wibowo, Bambang. 2017. Progress Report Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatana Keluarga. .Jakarta. 28 Maret 2018.

(16) World Health Organization. 2015. Noncommunicable Diseases Progress Monitor 2015. WHO. World Health Organization, p. 232.


Full Text: PDF

DOI: 10.7454/eki.v3i1.2429

Refbacks

  • There are currently no refbacks.