Faktor Risiko Terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A di Kabupaten Tangerang Tahun 2016

Nenden Hikmah Laila, Renti Mahkota, Elvieda Sariwati, Dwi Agus Setiabudi

Abstract


Hepatitis A adalah penyakit hati akibat virus hepatitis A yang dapat menyebabkan kesakitan ringan sampai berat. Dampak ekonomi dari wabah tersebut seperti epidemi Shanghai pada tahun 1988 yang menyerang sekitar 300.000 orang. Di negara-negara berkembang dengan kondisi sanitasi yang buruk dan praktek-praktek higienis, kebanyakan anak-anak (90%) telah terinfeksi hepatitis A virus sebelum usia 10 tahun. Di Indonesia Hepatitis A sering muncul dalam Kejadian Luar Biasa (KLB). Tahun 2014 tercatat 3 Provinsi dan 4 Kabupaten terjadi KLB dengan jumlah penderita 282. Penyelidikan epidemiologi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran KLB dan mengidentifikasi faktor risiko KLB Hepatitis A di Kabupaten Tangerang tahun 2016. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kasus kontrol. Penyelidikan dilaksanakan pada bulan Maret 2016 di Kabupaten Tengerang. besar sampel yaitu kasus 44 dan control sebanyak 95. Data yang dikumpulkan dalam penyelidikan ini berupa data primer dan sekunder. Data primer meliputi identifikasi responden dan faktor risiko Hepatitis A. Penyelidikan dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner terstruktur serta observasi lingkungan. Data sekunder diambil berdasarkan laporan puskesmas, catatan dinas kesehatan Kabupaten Tangerang dan data demografi. Data dianalisis dengan Stata menggunakan uji bivariate; Chi Square (X2) dan multivariate; regresi logistik. KLB terjadi pada bulan Februari-Maret 2016 dengan kasus sebanyak 44, kasus terbanyak terjadi pada minggu ke-10 pada bulan Maret 2016. KLB hepatitis A berdasarkan kelompok umur 6-10 tahun sebesar 3 orang (6.82%) lebih sedikit dibanding umur 11-16 tahun yaitu 41 orang (93.18%) dengan OR 1.78 (CI95% 0.43-10.48) . KLB hepatitis A berdasarkan jenis kelamin lebih banyak pada perempuan yaitu 24 orang (54.55%) dibanding laki – laki yaitu 20 orang (45.45%) dengan OR 0.71 (CI95% 0.32-1.56). Faktor risiko diantaranya tidak cuci tangan pakai sabun sehabis bab OR 7.90 (CI 95% 3.14 -19.88) dan jenis kantin yang digunakan (Warung 2) OR 2.92 (CI 95% 1.21 - 7.02). KLB hepatitis A terjadi karena berbagai faktor risiko diantaranya tidak cuci tangan pakai sabun sehabis bab dan jenis kantin yang digunakan (Warung 2). Selain itu PHBS penjamah makanan kurang baik dan sanitasi lingkungan juga buruk. Upaya pencegahan bisa dilakukan melalui perbaikan sanitasi sekolah dan penyuluhan tentang PHBS dan imunisasi hepatitis A. Faktor risiko diantaranya tidak cuci tangan pakai sabun sehabis bab OR 7.90 (CI 95% 3.14 -19.88) dan jenis kantin yang digunakan (Warung 2) OR 2.92 (CI 95% 1.21 - 7.02). KLB hepatitis A terjadi karena berbagai faktor risiko diantaranya tidak cuci tangan pakai sabun sehabis bab dan jenis kantin yang digunakan (Warung 2). Selain itu PHBS penjamah makanan kurang baik dan sanitasi lingkungan juga buruk. Upaya pencegahan bisa dilakukan melalui perbaikan sanitasi sekolah dan penyuluhan tentang PHBS dan imunisasi hepatitis A.

Keywords


hepatitis A; penyelidikan epidemiologi; hygiene personal; imunisasi

Full Text:

PDF

References


Daftar Pustaka

Zuckerman JN, Jong EC. Travelers' vaccines. 2nd ed. Shelton, CT: People's Medical Pub. House; 2010. xii, 573 p. p.

WHO. Hepatitis A 2016 [Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs328/en/.

Chin J. Manual Pemberantasan Penyakit Menular, Edisi 17, Cetakan II. CV Infomedika. 2007.

Kemenkes. Pedoman Pengendalian Hepatitis Virus. Jakarta: Ditjen PP & PL; 2012.

Kemenkes. Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracunan Makanan (Pedoman Epidemiologi Penyakit). Jakarta: Dirjen PP&PL; 2011.

Lemeshow S. Adequacy of sample size in health studies. Chichester: Wiley; 1990.

Sakti AP. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Pencegahan Hepatitis A Dengan Kejadian Hepatitis A Pada Siswa SMAN 4 Depok 2012. Depok2012.

Murti B. Prinsip dan metode riset epidemiologi. Yogyakarta: UGM. 1997.

Budijanto D. Waspada 2,9 Juta Lebih Penduduk Indonesia Mengidap Hepatitis 2015 [Available from: http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15073000001/w-a-s-p-a-d-a-2-9-juta-lebih-penduduk-indonesia-mengidap-hepatitis.html.

Mansjoer A. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. 2000.

Firdous U. Cuci Tangan Sebelum Makan Menurunkan Risiko Kejadian Hepatitis Akut Klinis. Buletin Penelitian Kesehatan. 2005;33(3 Sept).

Yu P, Huang L, Li H, Liu M, Zong J, Li C, et al. Epidemiological investigation of an outbreak of hepatitis A in rural China. Int J Infect Dis. 2015;33:191-5.

Sumarni I, Susanna D. Kondisi Kesehatan Lingkungan Pesantren dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa dengan Kejadian Hepatitis. Kesmas: National Public Health Journal. 2014;9(2):179-86.

Afudin A. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Hepatitis A Virus (HAV) di Kabupaten Kebumen Tahun 2001 (Studi Kasus Kontrol KLB Hepatitis). 2003.

Ramadani ER, Nirmala F, Mersatika A. Higiene Dan Sanitasi Makanan Jajanan Di Kantin Sekolah Dasar Di Kecamatan Buke Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 2016 [cited 2016 April, 15]. Available from: http://ojs.uho.ac.id.

Sasoka DS, Satyabakti P. The Relationship Between Personal Hygiene with Hepatitis a Incident in Students. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2014;2(3):331-41.

Notoatmodjo P-PDIK. Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 2003.

CDC. Hepatitis A Questions and Answers for the Public 2016 [cited 2016 August 22,]. Available from: https://www.cdc.gov/hepatitis/hav/afaq.htm#transmission.

Nelson KE, Williams CM, Graham NMH. Infectious disease epidemiology : theory and practice. Gaithersberg, Md.: Aspen; 2001.




DOI: http://dx.doi.org/10.7454/epidkes.v2i1.3099

Refbacks

  • There are currently no refbacks.