Hubungan Seksual Usia Dini Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Serviks

Anggraini Ramadhaningtyas, Besral Besral

Abstract

Kanker serviks menempati urutan kedua kanker terbanyak pada perempuan setelah kanker payudara, baik di dunia maupun Indonesia. Kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang biasa ditularkan melalui hubungan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hubungan seksual usia muda terhadap kejadian kanker serviks. Metode penelitian ini adalah telaah pustaka. Dari 16 jurnal yang menilai pengaruh hubungan seksual usia dini terhadap kejadian kanker serviks, terpilih 12 jurnal (nasional dan internasional) yang sesuai dengan kriteria. Hasilnya, 10 dari 12 jurnal menyimpulkan bahwa risiko kanker serviks meningkat seiring dengan mudanya usia melakukan hubungan seksual pertama kali. Besarnya risiko yang ditimbulkan bervariasi dari 1,6 sampai 58 kali lebih besar risiko untuk mengalami kanker serviks jika melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia kurang dari 16 tahun. Kesimpulannya adalah semakin dini perempuan melakukan hubungan seksual untuk yang pertama kalinya, maka semakin tinggi risiko kejadian kanker serviks. Perlu upaya untuk mencegah hubungan seksual terlalu dini dengan cara menghindari pernikahan usia dini dan hindari seks pra-nikah pada remaja. Direkomendasikan agar remaja fokus menjalani pendidikan di sekolah dan tidak melakukan hubungan seksual di bawah 20 tahun serta melakukan vaksinasi HPV. Apabila sudah pernah melakukan hubungan seksual, perlu melakukan deteksi dini kanker serviks secara berkala.

Keywords

hubungan seksual pertama, usia dini, kanker serviks

Full Text:

PDF

References

International Agency for Research on Cancer. Latest global cancer data: Cancer burden rises to 18.1 million new cases and 9.6 million cancer deaths in 2018. WHO; 2018.

GLOBOCAN. Cancer today [Internet]. GLOBOCAN. 2018 [cited 2019 Oct 19]. Available from: http://gco.iarc.fr/today/home

Kementrian Kesehatan RI. Info Datin: Situasi penyakit kanker. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI; 2015.

Wellings K, Collumbie M, Slaymaker E, Singh S, Hodges Z, Patel D, et al. Sexual behaviour in context: A global perspective. The Lancet. 2006;368(9548):1706–28.

Kementrian Kesehatan RI. SDKI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2012.

Rasjidi I. Epidemiologi Kanker Serviks. Indonesian Journal of Cancer. 2009;3(3):103–8.

Louie KS, de Sanjose S, Diaz M, Castellsagué X, Herrero R, Meijer CJ, et al. Early age at first sexual intercourse and early pregnancy are risk factors for cervical cancer in developing countries. Br J Cancer. 2009;100(7):1191–7.

CDC. Basic information cervical cancer [Internet]. CDC. [cited 2019 Oct 13]. Available from: https://www.cdc.gov/cancer/cervical/basic_info/index.htm

Hofer B, Bates J, McCusker M, Nasseri K, Cress R, Snipes K. Cervical cancer in California, 2008. Sacramento: Cancer Surveillance Section; 2008.

Kementrian Kesehatan RI. Panduan penatalaksanaan kanker serviks. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI; 2015.

Musfirah. Faktor risiko kejadian kanker serviks di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. J-Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2018;4(1):1–15.

Lubis RC, Siregar FA, Sanusi SR. Pengaruh usia pertama kali melakukan hubungan seksual terhadap kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2017. Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan. 2017;1(2):145–52.

Xavier-Júnior JCC, Dufloth RM, Vale DB, de Lima MT, Zeferino LC. Early age at first sexual intercourse is associated with higher prevalence of high-grade squamous intraepithelial lesions (HSIL). Rev Bras Ginecol Obstet. 2017;39(2):80–5.

Ningsih DPS, Pramono D, Nurdiati D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker serviks di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat. 2017;33(3):125–30.

Wahyuningsih T, Mulyani EY. Faktor risiko terjadinya lesi prakanker serviks melalui deteksi dini dengan metode IVA (Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat). Forum Ilmiah. 2014;11(2):192–209.

International Collaboration of Epidemiological Studies of Cervical Cancer. Cervical carcinoma and sexual behavior: collaborative reanalysis of individual data on 15,461 women with cervical carcinoma and 29,164 women without cervical carcinoma from 21 epidemiological studies. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 2009;18(4):1060–9.

Hendrati LY, Has S, Faqihatus D. Faktor risiko karakteristik dan perilaku seksual terhadap kejadian kanker serviks. Indonesian Journal of Public Health,. 2009;6(1):38–43.

Plummer M, Peto J, Franceschi S. Time since first sexual intercourse and the riskof cervical cancer. Int J Cancer. 2012;130(11):2638–44.

Kementrian Kesehatan RI. SDKI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017.

BKKBN. Mencegah pernikahan anak melalui program KKBPK. BKKBN. Banjarmasin: BKKBN; 2018.

Kementrian Kesehatan RI. Info Datin: Situasi kesehatan reproduksi remaja. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI; 2015.

KPPA RI. Profil Anak Indonesia. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; 2018.

Susanti I. Hubungan usia pertama kali berhubungan seksual dan jumlah pasangan seksual dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim pada wanita yang melakukan deteksi dini menggunakan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) di Puskesmas Cikampek, Pedes dan Kot. [Depok]: Universitas Indonesia; 2010.

Reis N, Beji NK, Kilic D. Risk factors for cervical cancer: Results from a hospital-based case-control study. International Journal of Hematology and Oncology. 2011;21(3):153–9.

Damayanti IP. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker serviks di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2008-2010. Jurnal Kesehatan Komunitas. 2013;2(2):88.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.